Sabtu, 19 Agustus 2017

BERHATI-HATI LAH DALAM UCAPAN

Ternyata Orang yang Suka Mengkafirkan Orang Lain Itu Sudah Disebutkan Nabi Muhammad, Ini Haditsnya

Telah disampaikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits shahih berikut ini:
عَنْ حُذَيْفَةَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : إِنَّ مَا أَتَخَوَّفُ عَلَيْكُمْ رَجُلٌ قَرَأَ الْقُرْآنَ حَتَّى إِذَا رُئِيَتْ بَهْجَتُهُ عَلَيْهِ، وَكَانَ رِدْئاً لِلإِسْلاَمِ، غَيَّرَهُ إِلىَ مَا شَاءَ اللهُ، فَانْسَلَخَ مِنْهُ وَنَبَذَهُ وَرَاءَ ظَهْرِهِ، وَسَعَى عَلىَ جَارِهِ بِالسَّيْفِ، وَرَمَاهُ بِالشِّرْكِ، قُلْتُ : يَا نَبِيَّ اللهِ، أَيُّهُمَا أَوْلىَ بِالشِّرْكِ ، الْمَرْمِيُّ أَمِ الرَّامِيْ ؟ قَالَ : بَلِ الرَّامِيْ. (حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ فِي التَّارِيْخِ الْكَبِيْرِ وَالْبَزَّارُ وَاَبُوْ يَعْلَى الْمَوْصِلِيُّ فِيْ مُسْنَدِهِ وَالطَّحَاوِيُّ فِيْ مُشْكِلِ الْآَثَارِ وَأَبُوْ نُعَيْمٍ فِيْ مَعْرِفَةِ الصَّحَابَةِ وَصَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّانَ)
“Hudzaifah radhiyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: sesungguhnya sesuatu yg saya takutkan atas kalian adalah seorang laki-laki yang membaca Al-Qur’an, sehingga setelah ia kelihatan indah karena Al-Qur’an dan menjadi penolong agama Islam, ia merubahnya pada apa yang telah menjadi kehendak Allah. Ia melepaskan dirinya dari Al-Qur’an, melemparnya ke belakang dan menyerang tetangganya dengan pedang dengan alasan telah syirik. Aku bertanya: Wahai Nabi Allah, siapakah di antara keduanya yang lebih berhak menyandang kesyirikan, yang dituduh syirik atau yang menuduh? Beliau menjawab: Justru orang yang menuduh syirik yang lebih berhak menyandang kesyirikan.”
Hadits tersebut diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam Shahih-nya, (hadits no. 81), Abu Nu’aim dalam Ma’rifat Al-Shahabah, (hadits no. 1747) dan Al-Thahawi dalam Musykil Al-Atsar, (hadits no. 725). Dishahihkan oleh Al-Albani, dalam Silsilat Al-Ahadits Al-Shahihah, (hadits no. 3201).
Hadits tersebut memberikan pelajaran tentang kaum takfiri, yang ciri-cirinya adalah:
  1. Membaca Al-Qur’an. Di sini mungkin ada yang bertanya, bukankah umat Islam juga membaca Al-Qur’an? Memang begitu. Tapi maksud hadits tersebut, kaum takfiri(mudah meng kafirkan orang islam) ini fokus kajiannya adalah menghafalkan Al-Qur’an dan bacaannya saja dan menjadi daya tarik banyak orang, dengan tidak  mendalami ilmu agama yang lain, terutama fiqih & akidah, serta menafsirkan al qur an dengan pendapatnya sendiri.
  2. Selain bacaan Al-Qur’an mereka yang menjadi daya tarik, mereka pun kelihatan militan dalam membela Islam, melebihi militansi kebanyakan orang.
  3. Mereka mengkafirkan dan mensyirikkan banyak orang, sekalipu para ulama jika tdk sama seperti pemahaman mereka, dikarenakan pemahaman mereka yang dangkal pada agama. Sudah barang tentu, orang yg gampang mengkafirkan orang lain, akan lebih gampang membid’ahkan dan menganggap sesat banyak orang. Bid’ah dan sesat, lebih ringan daripada syirik dan kafir.
  4. Setelah mensyirikkan dan mengkafirkan banyak orang, maka mereka dengan mudah dan yaqin membunuh umat Islam dengan alasan mereka telah kafir dan syirik.
  5. Sebenarnya mereka yang lebih layak mendapat label syirik, dikarenakan mereka mensyirikkan orang-orang Muslim yang tidak syirik.
Dewasa ini ada sekelompok umat Islam, yg ajaran pokoknya adalah mensyirikkan dan mengkafirkan umat Islam yang lain, seolah2 "BERTAUHID" paling sempurna, bahkan mungkin ada sebagian yang lalu membunuh dan membantai mereka dengan alasan telah kafir tersebut.

HADITS –HADITS PERINGATAN RASULULLAH SAW AGAR TIDAK MELAKNAT DAN MENGKAFIRKAN SAUDARA SESAMA MUSLIM



قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَى شَاكِلَتِهِ فَرَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ أَهْدَى سَبِيلا

“Katakanlah (hai Muhammad) : Biarlah setiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing, karena Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih lurus (jalan yang ditempuhnya).” (Al-Isra’ : 84)
Rasulullah SAW telah mewasiatkan, agar umat Islam tidak saling menghujat dan mencaci, apalagi sampai saling mengkafirkan. Berikut diantaranya hadits-hadits yang meriwayatkan hal tersebut :
1.   Umar bin Khattab ra. menceritakan bahwa dizaman Nabi SAW ada seorang lelaki bernama ‘Abdullah yang suka menghibur Nabi SAW. Ia kecanduan minuman keras dan sudah beberapa kali dihukum cambuk. Suatu hari, ketika menjalani hukuman cambuk, seseorang berkata, “Ya Allah laknatlah dia, betapa sering ia menjalani hukuman cambuk ini.” Mendengar laknat tersebut Rasulullah SAW segera bersabda: “Jangan kalian melaknatnya. Demi Allah, sepengetahuanku dia adalah orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Bukhari)

2.   Kita tentunya masih ingat dengan kisah Usamah bin Zaid yang ditegur oleh Rasulullah SAW karena membunuh seseorang yang mengucapkan kalimat syahadat . pada suatu peperangan disuatu daerah, pada saat itu Usamah bin Zaid dan sejumlah sahabat lainya berhasil mengepung  seorang musuh. Ketika akan dibnuh tiba-tiba orang tersebut mengucapkan kalimay syahadat. Mendengar kalimat itu sahabat Anshor tidak jadi membunuhnya, tetapi Usamah bin Zaid menikamnya hingga tewas dengan ujung tombaknya. Ketika mendengar peristiwa tersebut, Rasulullah SAW berkata kepada Usamah, “apakah kamu membunuhnya setelah dia mengucapkan “Laa Ilaaha illallah”?. Usamah menyampaikan alasanya kepada Rasulullah SAW mengapa ia tetap membunuh orang tersebut. Ia berkata, “Wahai Rasulullah, ia mengucapkan kalimat itu hanya untuk melindungi dirinya dariku.” Tetapi, Rasulullah SAW tetap mengulang-ulangi pertanyaanya berikut :

“Apakah kamu membunhnya setelah dia mengucapkan “tiada tuhan selain Allah?”
Bahkan dalam riwayat Rasulullah SAW bertanya kepada Usamah, “Apakah kau telah membedah dadanya sehingga kau tahu dia telah mengucapkan kalimat itu atau tidak?” (HR.Bukhari,Muslim, dan Ahmad)

3.   Rasulullah SAW bersabda : “Tiga hal yang menjadi dasar Iman, (pertama) adalah mencegah diri untuk tidak menyakiti orang yang mengucapkan tiada tuhan selain Allah. Kita tidak mengkafirkannya karena sebuah dosa dan tidak mengeluarkannya karena sebuah dosa dan tidak mengeluarkanya karena sebuah amqal (amal).  (Kedua), jihad telah berlaku sejak Allah mengutusku hingga nanti umatku yang paling akhir memerangi dajjal. Kedzaliman orang yang dzalim maupun keadilan orang yang adil tidak akan dapat menghalanginya. (ketiga), iman kepada berbagai takdir.” (HR. Abu Dawud)

4.    Rasulullah SAW bersabda :
إذا قال الرجل لأخيه يا كافرفقد باء أحدهما
“Jika seseorang mengatakan kepada saudaranya (sesama muslim) “hai kafir” maka salah satu diantara keduanya akan kufur.” (HR.Bukhari)

5.   Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa yang melaknat seorang mukmin, maka dia seperti membunuhnya dan barangsiapa yang menyatakan seorang mukmin dengan kekafiran, maka ia seperti membunuhnya." (HR Bukhari VII/84 dari Tsabit bin Dhihah).

6.   Abu Dzar ra. juga menuturkan hal yang sama dari Rasulullah SAW  : "Siapa yang menyeru kepada seseorang dengan sebutan kekafiran atau ia mengatakan: Wahai musuh Allah, sementara yang dituduhnya itu tidak demikian maka sebutan tersebut kembali kepadanya.”(HR. Muslim no. 61)

Wallahu’alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar